Tahukah Anda apakah itu Vital Sign ?
sebagia seorang "RELAWAN" harus tau apakah itu Vital Sign walaupun cuma sedikit.
semoga apa yg kami berikan ini bisa bermanfaat bagi teman-teman "RELAWAN" semua.
sebagia seorang "RELAWAN" harus tau apakah itu Vital Sign walaupun cuma sedikit.
Pengertian
Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh. Tanda vital meliputi: Suhu tubuh, Denyut Nadi, Frekuensi Pernapasan, dan Tekanan Darah.
Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh. Tanda vital meliputi: Suhu tubuh, Denyut Nadi, Frekuensi Pernapasan, dan Tekanan Darah.
1.
SUHU
Mekanisme
Pengaturan suhu tubuh
Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus yang terletak diantara dua hemisfer otak. Fungsi hipotalamus adalah seperti termosta.
Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus yang terletak diantara dua hemisfer otak. Fungsi hipotalamus adalah seperti termosta.
Suhu yang nyaman merupakan set point untuk operasi system pemanas. Penurunan suhu lingkungan akan mengaktifkan pemanas, sedangkan peningkatan suhu akan mematikan system pemanas tersebut. Pada umumnya penjalaran sinyal suhu hampir selalu sejajar, namun tidak persis sama seperti sinyal nyeri. Sewaktu memasuki medulla spinalis, sinyal akan menjalar dalam traktus lissaueri sebanyak beberapa segmen diatas atau dibawah dan selanjutnya akan berakhir terutama pada lamina I, II, III radiks dorsalis sama seperti untuk rasa nyeri.
Hal-hal yang mempengaruhi Suhu
Tubuh
a.
Usia
b. Olahraga
c. Kadar Hormon
d. Stres
e.
Lingkungan
f. Perubahan suhu
Pengukuran suhu tubuh
Suhu tubuh rata-rata orang dewasa melalui oral adalah 37°c, rektal 35,7°c, dan aksila 36,7°sc. Pusat pengukuran suhu tubuh adalah hipotalamus, dalam susunan saraf pusat yang terletak di bawah otak. Hipotalamus mempunyai peranan penting sebagai pengaturan suhu.
Suhu tubuh rata-rata orang dewasa melalui oral adalah 37°c, rektal 35,7°c, dan aksila 36,7°sc. Pusat pengukuran suhu tubuh adalah hipotalamus, dalam susunan saraf pusat yang terletak di bawah otak. Hipotalamus mempunyai peranan penting sebagai pengaturan suhu.
Menentukan
Tempat untuk Mengukur Suhu :
a. Suhu mulut/oral merupakan suhu tubuh inti tubuh. Tidak dilakukan pada pasien pingsan, bernapas dengan mulut, dengan terapi oksigen, dan sedang makan /minum (tunggu 30 menit untuk memberi waktu jaringan kembali kesuhu normal.
b. Suhu aksila. Dilakukan jika pengambilan suhu mulut dan rektal tidak mungkin dilakkukan karena merupakan kontraindikasi. Metode tersebut adalah metode yang paling tidak akurat karena kondisi ketiak mudah di pengaruhi oleh suhu lingkungan.
c. Suhu rektal .lebih akurat dari suhu mulut. Tidak dilakukan pada pasien diare, kanker anus, atau sakit jantung.
a. Suhu mulut/oral merupakan suhu tubuh inti tubuh. Tidak dilakukan pada pasien pingsan, bernapas dengan mulut, dengan terapi oksigen, dan sedang makan /minum (tunggu 30 menit untuk memberi waktu jaringan kembali kesuhu normal.
b. Suhu aksila. Dilakukan jika pengambilan suhu mulut dan rektal tidak mungkin dilakkukan karena merupakan kontraindikasi. Metode tersebut adalah metode yang paling tidak akurat karena kondisi ketiak mudah di pengaruhi oleh suhu lingkungan.
c. Suhu rektal .lebih akurat dari suhu mulut. Tidak dilakukan pada pasien diare, kanker anus, atau sakit jantung.
2. NADI
PENGERTIAN
Palpasi
artinya mengukur denyut nadi. Denyut nadi adalah getaran/ denyut darah
didalam pembuluh darah arteri akibat kontraksi ventrikel kiri jantung. Waktu yang tepat untuk mengecek denyut
nadi adalah saat kita bangun pagi dan sebelum melakukan aktivitas apapun.
Pada saat itu kita masih relaks dan tubuh masih terbebas dari zat-zat
pengganggu.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI DENYUT NADI
Frekuensi denyut nadi manusia
bervariasi, tergantung dari banyak faktor yang mempengaruhinya, yaitu :
@ Usia
Frekuensi nadi secara
bertahap akan menetap memenuhi kebutuhan oksigenselama pertumbuhan. Pada orang
dewasa efek fisiologi usia dapat berpengaruh pada sistem kardiovaskuler. Pada
usia yang lebih tua lagi dari usia dewasa penentuan nadi kurang dapat dipercaya
Frekuensi denyut nadi
pada berbagai usia, dengan usia antara bayi sampaidengan usia dewasa. Denyut
nadi paling tinggi ada pada bayi kemudian frekuensi denyut nadi menurun seiring
dengan pertambahan usia.
No.
|
Usia
|
Frekuensi
Nadi (denyut / menit)
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
<
1 bulan
<
1 tahun
2
tahun
6
tahun
10
tahun
14
tahun
>
14 tahun
|
90 – 170
80 – 160
80 – 120
75 – 115
70 – 110
65 – 100
60 – 100
|
@ Jenis
Kelamin
Denyut nadi yang
tepat dicapai pada kerja maksimum pada wanita lebih tinggi dari pada pria. Pada
laki-laki muda dengan kerja 50% maksimal rata-rata nadi kerja mencapai 128
denyut per menit, pada wanita 138 denyut per menit. Pada kerja maksimal pria
rata-rata nadi kerja mencapai 154 denyut per menit dan pada wanita 164 denyut
per menit.
@
Ukuran
Tubuh
Ukuran tubuh yang
penting adalah berat badan untuk ukuran tubuh seseorangyaitu dengan menghitung
IMT (Indeks Masa Tubuh) dengan Rumus :
BB(Kg)IMT=TB(m) X
TB(m)
Keteranan
:
IMT = Indek Masa Tubuh
BB = Berat Badan
TB = Tinggi Badan.
@ Kehamilan
Frekuensi jantung
meningkat secara progresif selama masa kehamilan dan mencapai maksimal sampai
masa aterm yang frekuensinya berkisar 20% diatas keadaan sebesar hamil.
@ Keadaan
Kesehatan
Pada orang yang tidak
sehat dapat terjadi perubahan irama atau frekuensi jantung secara tidak
teratur. Kondisi seseorang yang baru sembuh dari sakit makafrekuensi jantungnya
cenderung meningkat.
@ Riwayat
Kesehatan
Riwayat seseorang berpenyakit
jantung, hipertensi, atau hipotensi akan mempengaruhi kerja jantung. Demikian
juga pada penderita anemia (kurang darah)akan mengalami peningkatan kebutuhan
oksigen sehingga Cardiac output meningkat yang mengakibatkan peningkatan denyut
nadi.
@ Rokok
dan Kafein
Rokok dan kafein juga
dapat meningkatkan denyut nadi. Pada suatu studi yang merokok sebelum bekerja
denyut nadinya meningkat 10 sampai 20 denyut permenit dibanding dengan orang
yang dalam bekerja tidak didahului merokok. Pada kafein secara statistik tidak
ada perubahan yang signifikan pada variable metabolickardiovaskuler kerja
maksimal dan sub maksimal.
@ Intensitas dan Lama Kerja
Berat atau ringannya
intensitas kerja berpengaruh terhadap denyut nadi. Lama kerja, waktu istirahat,
dan irama kerja yang sesuai dengan kapasitas optimal manusia akan ikut
mempengaruhi frekuensi nadi sehingga tidak melampaui batas maksimal. Batas
kesanggupan kerja sudah tercapai bila bilangan nadi kerja (rata-rata24nadi
selama kerja) mencapai angka 30 denyut per menit dan di atas bilangan nadi
istirahat. Sedang nadi kerja tersebut tidak terus menerus menanjak dan sehabis
kerja pulih kembali pada nadi istirahat sesudah ± 15 menit.
@ Sikap
Kerja
Posisi atau sikap
kerja juga mempengaruhi tekanan darah. Posisi berdiri mengakibatkan ketegangan
sirkulasi lebih besar dibandingkan dengan posisi kerja duduk.
@ Faktor
Fisik
Kebisingan merupakan
suatu tekanan yang merusak pendengaran. Selama itu dapat meningkatkan denyut
nadi, dan mempengaruhi parameter fisiologis yang lain yang dapat menurunkan
kemampuan dalam kerja fisik. Penerangan yang buruk menimbulkan ketegangan mata,
hal ini mengakibatkan kelelahan mata yang berakibat pada kelelahan mental dan
dapat memperberat beban kerja.
@ Kondisi Psikis
Kondisi psikis dapat
mempengaruhi frekuensi jantung. Kemarahan dan kegembiraan dapat mempercepat
frekuensi nadi seseorang. Ketakutan, kecemasan, dankesedihan juga dapat
memperlambat frekuensi nadi seseorang.
FREKUENSI DENYUT NADI
~ Kecepatan normal denyut nadi (Jumlah
debaran setiap menit):
Pada
bayi baru lahir
|
140
|
Selama
tahun pertama
|
120
|
Selama
tahun kedua
|
110
|
Pada
umur 5 tahun
|
96-100
|
Pada
umur 10 tahun
|
80-90
|
Pada
orang dewasa
|
60-80
|
~ Kecepatan denyut nadi pada saat tidur
(Jumlah debaran setiap menit):
Bayi
baru lahir
|
100
– 180
|
Usia
1 minggu – 3 bulan
|
100
– 220
|
Usia
3 bulan – 2 tahun
|
80
– 150
|
Usia
10 –21 tahun
|
60
– 90
|
Usia
lebih dari 21 tahun
|
69
– 100
|
~
Berdasarkan kuat dan lemahnya denyut
nadi diklasifikasikan :
·
Tidak
teraba denyut : 0
·
Ada
denyut tetapi sulit teraba : +1,
·
Denyut
normal teraba dengan mudah dan tidak mudah hilang : +2
·
Denyut
kuat, mudah teraba seakan- akan memantul terhadap ujung jari serta tidak mudah
hilang : + 3
POLA NADI
Pola nadi
|
Deskripsi
|
Bradikardia
|
Frekuensi nadi lambat.
|
Takikardia
|
Frekuensi nadi meningkat,
dalam keadaan tidak pada ketakutan, menangis, aktivitas meningkat, atau demam
yang menunjukan penyakit jantung.
|
Sinus Aritmia
|
Frekuensi nadi meningkat
selama inspirasi, menurun selama ekspirasi. Sinus Aritmia merupakan variasi
normal pada anak, khususnya selama tidur.
|
Pulsus Alternans
|
Denyut nadi yang silih
berganti kuat lemah dan kemungkinan menunjukan gagal jantung.
|
Pulsus Begeminus
|
Denyut berpasangan dan
berhubungan dengan denyut premature
|
Pulsus Paradoksus
|
Kekuatan nadi menurun dengan
inspirasi
|
Thready Pulse
|
Denyut nadi cepat dan lemah
menunjukan adanya tanda shock, nadi sukar di palpasi tampak muncul dan
menghilang
|
Pulsus Corrigen
|
Denyut nadi kuat dan berdetak
detak. Hal itu disebabkan oleh variasi yang luas pada tekanan nadi.
|
TEMPAT-TEMPAT
UNTUK MERASAKAN DENYUT NADI
Denyut
nadi dapat dirasakan dengan palpasi yaitu
dengan menggunakan ujung jari tangan disepanjang jalannya pembuluh darah
arteri, terutama pada tempat- tempat tonjolan tulang dengan sedikit menekan
diatas pembuluh darah arteri. Pada umumnya ada 9 tempat untuk merasakan denyut
nadi yaitu :
1.
Pada aspek ventral dari pergelangan tangan pada sisi ibu (radial arteri), dan
kurang umum ulnar arteri kemerah- merahan
pada sisi yang lebih mendalam dan sulit untuk meraba.
2. Leher (pembuluh
nadi kepala),
3. Bagian dalam siku,
atau di bawah otot bisep (arteri brachial)
4. Kunci paha,
5. Dibalik malleolus
di tengah-tengah kaki (belakang tibial arteri)
6. Tengah dorsum dari
kaki (dorsalis pedis).
7. Di belakang lutut
(popliteal arteri)
8. Diatas Perut
(Abdominal aorta)
9.
Dada (aorta). Hal ini dapat dirasakan dengan satu tangan atau jari tetapi
mungkin untuk auscultate jantung dengan menggunakan stetoskop.
~ Namun yang paling sering dilakukan yaitu pada :
1.
Arteri
radialis
2.
Arteri
Brankialis
-
Arteri
Karotid
3. Mengukur tekanan darah
Tekanan
darah adalah kekuatan yang memungkinkan darah mengalir dalam pembuluh darah untuk
beredar dalam seluruh tubuh. Darah berfungsi sebagai pembawa oksigen serta
zat-zat lain yang dibutuhkan oleh seluruh jaringan tubuh supaya dapat hidup dan
dapat melaksanakan masing-masing tugasnya.
Tekanan
Darah Sistolik (TDS) menunjukkan tekanan pada arteri bila jantung berkontraksi
(denyut jantung) atau tekanan maksimum dalam arteri pada suatu saat. TDS
dinyatakan oleh angka yang lebih besar jika dibaca pada alat pengukur tekanan
darah. TDS normal 90-120 mmHg. Tekanan Darah Diastolik (TDD) menunjukkan
tekanan darah dalam arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi di
antara dua denyutan.
Tekanan
Darah Diastolik (TDD) dinyatakan dengan angka yang lebih kecil jika dibaca pada
alat pengukur tekanan darah. TDD normal 60-80 mmHg. Tingginya TDS berhubungan
dengan curah jantung, sedangkan TDD berhubungan dengan besarnya resistensi
perifer.
Hipertensi
Hipertensi
adalah tekanan darah darah yang berlebihan dan hampir konstan pada arteri.
Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah.
WHO-ISH (1999) mengklasifikasikan derajat tekanan
darah tinggi yaitu:
- Optimal bila tekanan darah 90/60-120/80 mmHg
- Normal bila tekanan darah 120/80-130/85 mmHg
- Normal tinggi bila tekanan darah sistolik 130-139 mmHg dan tekanan darah diastolik 85-89
- Hipertensi derajat 1 (ringan) bila tekanan darah sistolik 140-159 mmHg dan tekanan darah diastolik 90-99 mmHg
- Hipertensi derajat 2 (sedang) bila tekanan darah sistolik 160-179 mmHg dan tekanan darah diastolik 100-109 mmHg
- Hipertensi derajat 3 (berat) bila tekanan darah ≥ 180/110
- Hipertensi sistolik (Isolated Systolic Hypertension) bila tekanan darah sistolik ≥ 140 dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.
Kaplan (1985) membedakan hipertensi berdasarkan
usia dan jenis kelamin, yaitu:
- Laki-laki, usia ≤ 45 tahun dikatakan hipertensi apabila tekanan darah ≥ 130/90 mmHg
- Laki-laki, usia > 45 tahun dikatakan hipertensi apabila tekanan darah ≥ 145/95 mmHg
- Perempuan, dikatakan hipertensi apabila tekanan darah ≥ 160/95 mmHg
Hipertensi
adalah salah satu penyebab kematian nomor satu. Komplikasi pembuluh darah yang
disebabkan hipertensi dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, infark
(penyumbatan pembuluh darah yang menyebabkan kerusakan jaringan) jantung,
stroke, dan gagal ginjal. Komplikasi pada organ tubuh menyebabkan angka
kematian yang tinggi.
Gangguan
kerja organ selain menyebabkan penderita, keluarga dan negara harus
mengeluarkan lebih banyak biaya pengobatan dan perawatan, tentu pula menurunkan
kualitas hidup penderita. Prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan
perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivatas fisik, dan stres
psikososial. Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat (public health
problem) dan akan menjadi masalah yang lebih besar jika tidak ditanggulangi
sejak dini.
Faktor-faktor yang menentukan tekanan darah adalah :
- Faktor Fisiologis :
a. Kelenturan dinding arteri
b. Volume darah, semakin besar volume darah maka semakin tinggi tekanan darah.
c. Kekuatan gerak jantung
d. Viscositas darah, semakin besar viskositas, semakin besar resistensi terhadap
aliran.
e. Curah jantung, semakin tinggi curah jantung maka tekanan darah meningkat
f. Kapasitas pembuluh darah, makin basar kapasitas pembuluh darah maka makin tinggi
tekanan darah.
- Faktor Patologis:
a. Posisi tubuh : Baroresepsor akan merespon saaat tekanan darah turun dan berusaha
menstabilankan tekanan darah
b. Aktivitas fisik : Aktivitas fisik membutuhkan energi sehingga butuh aliran yang
lebih cepat untuk suplai O2 dan nutrisi (tekanan darah naik)
c. Temperatur : menggunakan sistem renin-angiontensin –vasokontriksi perifer
d. Usia : semakin bertambah umur semakin tinggi tekan darah (berkurangnya elastisitas
pembuluh darah )
e. Jenis kelamin : Wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah karena komposisi
tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga butuh O2 lebih untuk pembakaran
f. Emosi : Emosi Akan menaikan tekanan darah karena pusat pengatur emosi akan menset
- Faktor Fisiologis :
a. Kelenturan dinding arteri
b. Volume darah, semakin besar volume darah maka semakin tinggi tekanan darah.
c. Kekuatan gerak jantung
d. Viscositas darah, semakin besar viskositas, semakin besar resistensi terhadap
aliran.
e. Curah jantung, semakin tinggi curah jantung maka tekanan darah meningkat
f. Kapasitas pembuluh darah, makin basar kapasitas pembuluh darah maka makin tinggi
tekanan darah.
- Faktor Patologis:
a. Posisi tubuh : Baroresepsor akan merespon saaat tekanan darah turun dan berusaha
menstabilankan tekanan darah
b. Aktivitas fisik : Aktivitas fisik membutuhkan energi sehingga butuh aliran yang
lebih cepat untuk suplai O2 dan nutrisi (tekanan darah naik)
c. Temperatur : menggunakan sistem renin-angiontensin –vasokontriksi perifer
d. Usia : semakin bertambah umur semakin tinggi tekan darah (berkurangnya elastisitas
pembuluh darah )
e. Jenis kelamin : Wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah karena komposisi
tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga butuh O2 lebih untuk pembakaran
f. Emosi : Emosi Akan menaikan tekanan darah karena pusat pengatur emosi akan menset
4.
PERNAPASAN
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
A. SISTEM PERNAPASAN
MANUSIA
Merupakan proses pertukaran
gas yang meliputi pengambilan molekul oksigen (inspirasi) dari lingkungan dan
pembuangan molekul karbondioksida (ekspirasi) yang bertujuan untuk MENGHASILKAN
ENERGI.
B. SALURAN PERNAPASAN
- Saluran pernapasan manusia terdiri dari hidung, pangkal tenggorokan (laring), batang tenggorokan (trakea), cabang batang tenggorokan (bronkus), dan paru-paru (pulmo).
- Rongga hidung memiliki rambut-rambut dan selaput lendir yang berfungsi menyaring udara, menghangatkan udara, dan mengatur kelembaban udara yang akan masuk ke dalam paru-paru
- Dari rongga hidung udara melewati faring (tekak) masuk ke laring. Laring merupakan lempengan-lempengan tulang rawan yang dapat menutup dan membuka glotis, yaitu celah yang menghubungkan faring dan trakea. Pada laring terdapat selaput suara dan katup epiglotis yang akan menutup saat menelan makanan.
- Trakea tersusun dari cincin tulang rawan yang dilapisi selaput lendir dan sel-sel bersilia yang dapat menyaring udara dari kotoran/menyingkirkan benda asing yang masuk ke saluran napas.
- Bronkus menghubungkan trakea dengan paru-paru kanan dan kiri. Bronkus bercabang-cabang membentuk bronkiolus.
- Paru-paru (Pulmo) kanan terdiri dari 3 gelambir, sedangkan paru-paru kiri terdiri dari 2 gelambir. Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang lagi menjadi alveolus. Pertukaran gas oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) terjadi di alveolus.
C. MEKANISME PERNAPASAN
- Pernapasan dada
- Fase inspirasi : Otot antartulang rusuk berkontraksi → tulang rusuk terangkat → volume rongga dada membesar → tekanan udara di paru-paru turun → udara masuk ke paru-paru
- Fase ekspirasi : Otot antartulang rusuk berelaksasi → tulang rusuk turun → volume rongga dada mengecil → tekanan udara di paru-paru meningkat → udara keluar dari paru-paru
2. Pernapasan perut
- Fase inspirasi : Otot diafragma berkontraksi → diafragma mendatar → volume rongga dada membesar → tekanan udara di paru-paru turun → udara masuk ke paru-paru
- Fase ekspirasi : Otot diafragma berelaksasi → diafragma melengkung → volume rongga dada mengecil → tekanan udara di paru-paru meningkat → udara keluar dari paru-paru
3. Pernapasan dada dan pernapasan perut
terjadi secara bersamaan pada saat kita bernapas secara biasa
4. Oksigen yang dihirup digunakan untuk proses
pembakaran zat makanan di dalam sel-sel tubuh untuk menghasilkan
energi yang disebut proses oksidasi biologi. reaksi oksidasi biologi: C6H12O6
+ O2 → 6CO2 + 6H2O +
Energi
D. VOLUME DAN KAPASITAS PARU-PARU
- Volume paru-paru orang dewasa sekitar 5-6 liter, disebut kapasitas total paru-paru
- Volume tidal (VT) atau volume udara pernapasan: volume inspirasi atau ekspirasi normal, sekitar 500 mL
- Volume cadangan inspirasi (VCI) atau volume udara komplementer: volume udara ekstra yang masih dapat dihirup dengan inspirasi maksimum setelah inspirasi normal, sekitar 1500-3000 mL
- Volume cadangan ekspirasi (VCE) atau volume udara suplementer: volume udara ekstra yang masih dapat dihirup dengan ekspirasi maksimum setelah ekspirasi normal, sekitar 1100-2000 mL
- Volume residu (VR) atau volume udara sisa: volume udara yang tetap ada di dalam paru-paru setelah ekspirasi maksimum, sekitar 1000-1200 mL
- Kapasitas Paru-paru:
- Kapasitas Fungsional Inspirasi (KFI) = VT + VCI
- Kapasitas Fungsional Residu (KFR) = VCE + VR
- Kapasitas Vital paru-paru (KV) = VT + VCI + VCE
- Kapasitas Total paru-paru (KT) = KV + VR
D. GANGGUAN PADA SISTEM PERNAPASAN
- Faringitis = radang faring
- Pneumonia = radang paru-paru oleh bakteri Diplococcus pneumonia
- Bronkitis = radang bronkus
- Emfisema = udara di paru-paru berlebihan
- Asma = sesak napas akibat menyempitnya saluran napas
- Difteri = penyempitan faring atau laring akibat lendir bakteri Corynebacterium diptheriae
- Tuberkulosis = infeksi paru-paru oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis
- Hipoksia = kekurangan oksigen
- Asidosis = peningkatan asam karbonat dan bikarbonat dalam darah
semoga apa yg kami berikan ini bisa bermanfaat bagi teman-teman "RELAWAN" semua.