Kamis, 23 Januari 2014

Cinta BSMI Kota Makassar Untuk Manado



Hingga kini Manado masih saja menjadi kota yang lumpuh akan segala keberagaman keindahan daerahnya. Bencana alam banjir bandang yang menerjang Kota Tinutuan ini sejak 15 Januari 2014 lalu, setidaknya telah ada 100 rumah rusak diterjang banjir bandang di Kecamatan Wenang, Kelurahan Komo Luar, Manado, Sulawesi Utara, dengan ketinggian air sampai 1,5 meter, hari ini mulai surut. Warga mulai membersihkan rumah dan mengeluarkan barang yang rusak terendam banjir.

Dikutip dari Metrotvnews.com, Manado: Rabu, 15 Januari 2014 | 19:07 WIB; Kondisi laut masih tinggi, dan jumlah pengungsi belum ada yang valid dan banjir sudah meluas menjadi 6 Kecamatan di Manado, yaitu daerah Malalayang karena ada jembatan yang terputus imbas banjir bandang.

Semua aliansi masyarakat di seluruh Indonesia, beserta Aliansi Relawan Indonesia yang di dalamnya tergabung Relawan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Kota Makassar juga melakukan Aksi Kemanusiaan dengan langsung menuju Lokasi Bencana Alam, di Kota Manado sejak 19 Januari 2014 lalu. 

Foto-foto yang di unggah di Media Social Facebook menggambarkan kondisi Manado yang sangat memprihatinkan dan memang butuh banyak bantuan.



Hari Pertama:

Aliansi Relawan Indonesia dan Relawan Bulan Sabit Merah Indonesia Kota Makassar

(Relawan BSMI, Kanan= Abdullah & Sulfiadi Barmawi)

Lumpur-lumpur 

Hari Kedua:























Hari Ketiga:
























Posko Relawan









Hari Keempat:
22 januari 2014, Penyerahan bantuan di POSKO BSMI kpd warga korban banjir manado





Mengatur strategi aksi kemanusiaan di posko relawan







Hari Kelima:
± 700 rumah porak-poranda di kampung merdeka kec.paldua manado.
Relawan BSMI menurunkan pick up untuk mengangkut puing-puing rumah rusak, pohon, dan sampah yg berserakan di sepanjang jalan kmpung










Saat ini, semuanya masih mengharapkan do'a dari semua kalangan.Semoga Para Korban Bencana Alam di kuatkan dan di mudahkan dalams egala hal. Serta do'a juga teriring kepada sleuruh Relawan khususnya Relawan Bulan Sbait Merah Indonesia, semoga di sehatkan dan di mudahkan dalam membantu dan melaksanakan Aksi Kemanusiaannya. Aamiin Ya Robbal 'Alamin.



BSMI Kab. Maros
Selamatkan 1 Jiwa Sambung 1000 Asa

Selasa, 21 Januari 2014

Pelantikan Dokter Cilik BSMI Kab. Maros

Tak berhenti dalam kegiatan apapun. BSMI terus saja berkiprah, mengembangkan sayapnya terus untuk kemanusiaan. Tak hanya melakukan berbagai kegiatan kemanusiaan, kegiataan social, ataupun amal-amal bakti demi terwujudnya visi dan misi BSMI.

Sabtu, 28 Desember 2013 lalu, BSMI Kab. Maros resmi melantik siswa-siswa pilihan Sekolah Dasar Islam Terpadu  (SDIT) Al-Hikmah Kab. Maros menjadi Dokter Cilik Binaan Bulan Sabit Merah Indonesia Kab. Maros. Pelatikan yang di tandai dengan pemasangan Jas Dokter Cilik oleh Ketua Umum BSMI Kab. Maros, Bapak Muh. Jamil Hamsa serta Sekertaris Umum BSMI Kab. Maros, Kanda drg. Andi Rangga Hamid, S. KG, maka dengannya secara langsung 8 orang siswa telah mendapatkan amanah baru selain hanya menuntut ilmu di sekolah tapi juga menjadi pengayom Kesehatan di Sekolahnya. 












 Tentu saja tak hanya para Relawan yang berharap akan kebaikan yang di ciptakan dengan lahirnya Dokter-dokter Cilik ini, tapi seluruh pihak yang ikut hadir maupun tidak dalam kegiatan tersebut mengharapkan kedepannya agar bisa memberikan energi positif untuk anak-anak didik kita. Selain itu, para relawan BSMI sangat mengharapkan agar anak-anak kita tidak terus di sudutkan dengan dunia modernisasi yang mempengaruhi mereka di karenakan lingkungan yang sudah tidak mampu di mintai pertanggung jawabannya terkait pengaruh buruk yang menimpa anak-anak didik kita.

Di samping semua stigma yang muncul, relawan tetap berharap mereka yang telah di lantik bisa belajar memegang amanah, belajar peduli akan sesamanya, serta memberikan kebanggan kepada orang tua mereka, lingkungan mereka, juga kepada diri mereka sendiri agar lebih giat melakukan hal-hal kebaikan yang tentu saja mereka tidak terlepas dari Kakak-kakak Relawan BSMI Kab. Maros yang siap insya Allah membimbing mereka selanjutnya. Aamiin Ya Robbal Alamin.

BSMI Kab. Maros.
Selamatkan 1 Jiwa, Sambung 1000 Asa.


Sabtu, 18 Januari 2014

Iklim Indonesia-ku



Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dalam distribusi pola cuaca secara statistik sepanjang periode waktu mulai dasawarsa hingga jutaan tahun. Istilah ini bisa juga berarti perubahan keadaan cuaca rata-rata atau perubahan distribusi peristiwa cuaca rata-rata, contohnya, jumlah peristiwa cuaca ekstrem yang semakin banyak atau sedikit. Perubahan iklim terbatas hingga regional tertentu atau dapat terjadi di seluruh wilayah Bumi.



Salah satu perubahan iklim di pacu dan di sebabkan oleh ulah tangan manusia sendiri. Selama bertahun-tahun kita telah terus menerus melepaskan karbondioksida ke atmosfir dengan menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti batubara, gas bumi dan minyak bumi. Hal ini telah menyebabkan meningkatnya selimut alami dunia, yang menuju kearah meningkatnya suhu iklim dunia, dan perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi juga mematikan. 

Kita sudah mengetahui sebagian dari akibat pemanasan global ini - yaitu mencairnya tudung es di kutub, meningkatnya suhu lautan, kekeringan yang berkepanjangan, penyebaran wabah penyakit berbahaya, banjir besar-besaran, coral bleaching dan gelombang badai besar. Kita juga telah mengetahui siapa yang akan terkena dampak paling besar - Negara pesisir pantai, Negara kepulauan, dan daerah Negara yang kurang berkembang seperti Asia Tenggara.

“Dampak perubahan iklim baik secara langsung atau tidak telah mendominasi hampir 80 persen kejadian bencana di kawasan Asia termasuk Indonesia,” jelas Ketua Prodi Magister Manajemen Bencana Sekolah Pascasarjana (SPs)UGM, Prof.Dr. Sudibyakto, M.S., saat jumpa pers dalam kegiatan Lokakarya Penyusunan Agenda Riset Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim, Senin (9/12) di Sekolah pascasarjana UGM.

Adapaun dampak Perubahan Iklim, sebagai berikut:

Laporan “Stern Review on the Economics of Climate Change”6 merupakan laporan terbesar dan paling banyak diketahui serta didiskusikan di seluruh dunia. Laporan setebal 700 halaman ini disusun oleh Sir Nicholas Stern, Kepala Badan Ekonomi Pemerintah Inggris, dan menjabarkan berbagai dampak pemanasan global menurut kenaikan suhu udara setiap 1 derajatnya. Berikut ini sedikit ulasannya.
  • Suhu Udara Naik 1 ºC. Beberapa gletser kecil di Andes menghilang seluruhnya dan mengancam persediaan air bagi 50 juta orang. Kenaikan moderat hasil panen sereal di wilayah beriklim sedang . Setidaknya 300.000 orang setiap tahunnya meninggal karena penyakit akibat perubahan iklim (terutama diare, malaria, dan kekurangan gizi), akan tetapi ada pengurangan angka kematian pada saat musim dingin di wilayah yang lebih tinggi (Eropa Utara, AS). Lapisan es di belahan bumi utara mencair dan menyebabkan kerusakan jalan-jalan dan bangunan-bangunan di sebagian Kanada dan Rusia. Setidaknya 10% spesies darat akan punah, 80% terumbu karang rusak, termasuk Terumbu Karang Great Barrier terbesar di dunia yang terletak di timur laut Australia. Arus Teluk melemah.
  • Suhu Udara Naik 2 ºC. Air menyusut sebesar 20–30% di beberapa wilayah yang rentan, seperti Afrika bagian Selatan dan Mediterania. Hasil panen merosot tajam di wilayah-wilayah tropis (5-10% di Afrika). 40-60 juta lebih orang menderita malaria di Afrika. Sekitar 10 juta orang lebih menderita banjir setiap tahunnya. 15-40% spesies terancam punah; spesies Kutub Utara, misal beruang kutub dan karibau, kemungkinan besar bisa punah. Lapisan es Greenland mulai mencair tak terkendali.
  • Suhu Udara Naik 3 ºC. Di Eropa Selatan, kekeringan hebat terjadi sekali setiap 10 tahun; 1-4 miliar orang lebih menderita kekurangan air, sementara 1-5 miliarorang di tempat lain menderita banjir.150-550 juta orang kelaparan. 1-3 juta orang lebih mati karena kekurangan gizi; penyakit seperti malaria tersebar luas ke wilayah-wilayah baru. 1-170 juta lebih orang di pesisir pantai menderita banjir. 20-50% spesies terancam punah, termasuk di sini, 25-60% mamalia, 30-40% burung, dan 15-70% kupu-kupu di Afrika Selatan; hancurnya Hutan Amazon. Bencana akibat cuaca yang berubah semakin meningkat, runtuhnya Lapisan Es Antartika Barat 
  • Suhu Udara Naik 4 ºC. Persediaan air menyusut 30-50% di Afrika bagian Selatan dan Mediterania. Suhu udara yang bertambah panas menyebabkan lenyapnya gletser-gletser Himalaya dan mempengaruhi jutaan orang di China dan India. Panen merosot 15-35% di Afrika dan di seluruh lumbung produksi pangan dunia (misalnya di sebagian Australia). 80 juta orang lebih menderita malaria di Afrika. 7-300 juta orang lebih di pesisir pantai menderita banjir setiap tahunnya.. Lenyapnya separuh wilayah tundra di Kutub Utara; hutan hujan Amazon mati; menyusutnya lapisan es menyebabkan naiknya air laut setinggi 7 meter 
  • Suhu Udara Naik Di Atas 5 ºC. Bukti terbaru menunjukkan bahwa rata-rata suhu Bumi akan naik lebih dari 5 atau 6ºC bila emisi gas rumah kaca terus bertambah dan menimbulkan bahaya besar pelepasan karbon dioksida dari permukaan tanah dan pelepasan metana dari lapisan es di Kutub Utara maupun dari dasar laut. Kenaikan suhu udara global ini akan setara dengan pemanasan global yang pernah terjadi pada Zaman Es terakhir dan, bila suhu Bumi sampai memanas 6ºC, dampaknya di luar perkiraan manusia. Kiamatkah? Silakan Anda sendiri yang menjawabnya.


Dari kesemua dampak perubahan iklim tersebut apakah kita masih berpikir untuk lagi dan lagi, TIDAK MENJAGA BUMI? 

Mari, kita SELAMATKAN 1 JIWA DAN KITA SAMBUNG 1000 ASA.