Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dalam distribusi pola cuaca secara statistik sepanjang periode waktu mulai dasawarsa hingga jutaan tahun. Istilah ini bisa juga berarti perubahan keadaan cuaca rata-rata atau perubahan distribusi peristiwa cuaca rata-rata, contohnya, jumlah peristiwa cuaca ekstrem yang semakin banyak atau sedikit. Perubahan iklim terbatas hingga regional tertentu atau dapat terjadi di seluruh wilayah Bumi.
Salah satu perubahan iklim di pacu dan di sebabkan oleh ulah tangan manusia sendiri. Selama bertahun-tahun kita telah terus menerus melepaskan karbondioksida ke atmosfir dengan menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti batubara, gas bumi dan minyak bumi. Hal ini telah menyebabkan meningkatnya selimut alami dunia, yang menuju kearah meningkatnya suhu iklim dunia, dan perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi juga mematikan.
Kita sudah mengetahui sebagian dari akibat pemanasan global ini - yaitu mencairnya tudung es di kutub, meningkatnya suhu lautan, kekeringan yang berkepanjangan, penyebaran wabah penyakit berbahaya, banjir besar-besaran, coral bleaching dan gelombang badai besar. Kita juga telah mengetahui siapa yang akan terkena dampak paling besar - Negara pesisir pantai, Negara kepulauan, dan daerah Negara yang kurang berkembang seperti Asia Tenggara.
“Dampak perubahan iklim baik secara langsung atau tidak telah mendominasi hampir 80 persen kejadian bencana di kawasan Asia termasuk Indonesia,” jelas Ketua Prodi Magister Manajemen Bencana Sekolah Pascasarjana (SPs)UGM, Prof.Dr. Sudibyakto, M.S., saat jumpa pers dalam kegiatan Lokakarya Penyusunan Agenda Riset Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim, Senin (9/12) di Sekolah pascasarjana UGM.
Adapaun dampak Perubahan Iklim, sebagai berikut:
Laporan “Stern Review on the Economics of Climate Change”6 merupakan laporan terbesar dan paling banyak diketahui serta didiskusikan di seluruh dunia. Laporan setebal 700 halaman ini disusun oleh Sir Nicholas Stern, Kepala Badan Ekonomi Pemerintah Inggris, dan menjabarkan berbagai dampak pemanasan global menurut kenaikan suhu udara setiap 1 derajatnya. Berikut ini sedikit ulasannya.
- Suhu Udara Naik 1 ºC. Beberapa gletser kecil di Andes menghilang seluruhnya dan mengancam persediaan air bagi 50 juta orang. Kenaikan moderat hasil panen sereal di wilayah beriklim sedang . Setidaknya 300.000 orang setiap tahunnya meninggal karena penyakit akibat perubahan iklim (terutama diare, malaria, dan kekurangan gizi), akan tetapi ada pengurangan angka kematian pada saat musim dingin di wilayah yang lebih tinggi (Eropa Utara, AS). Lapisan es di belahan bumi utara mencair dan menyebabkan kerusakan jalan-jalan dan bangunan-bangunan di sebagian Kanada dan Rusia. Setidaknya 10% spesies darat akan punah, 80% terumbu karang rusak, termasuk Terumbu Karang Great Barrier terbesar di dunia yang terletak di timur laut Australia. Arus Teluk melemah.
- Suhu Udara Naik 2 ºC. Air menyusut sebesar 20–30% di beberapa wilayah yang rentan, seperti Afrika bagian Selatan dan Mediterania. Hasil panen merosot tajam di wilayah-wilayah tropis (5-10% di Afrika). 40-60 juta lebih orang menderita malaria di Afrika. Sekitar 10 juta orang lebih menderita banjir setiap tahunnya. 15-40% spesies terancam punah; spesies Kutub Utara, misal beruang kutub dan karibau, kemungkinan besar bisa punah. Lapisan es Greenland mulai mencair tak terkendali.
- Suhu Udara Naik 3 ºC. Di Eropa Selatan, kekeringan hebat terjadi sekali setiap 10 tahun; 1-4 miliar orang lebih menderita kekurangan air, sementara 1-5 miliarorang di tempat lain menderita banjir.150-550 juta orang kelaparan. 1-3 juta orang lebih mati karena kekurangan gizi; penyakit seperti malaria tersebar luas ke wilayah-wilayah baru. 1-170 juta lebih orang di pesisir pantai menderita banjir. 20-50% spesies terancam punah, termasuk di sini, 25-60% mamalia, 30-40% burung, dan 15-70% kupu-kupu di Afrika Selatan; hancurnya Hutan Amazon. Bencana akibat cuaca yang berubah semakin meningkat, runtuhnya Lapisan Es Antartika Barat
- Suhu Udara Naik 4 ºC. Persediaan air menyusut 30-50% di Afrika bagian Selatan dan Mediterania. Suhu udara yang bertambah panas menyebabkan lenyapnya gletser-gletser Himalaya dan mempengaruhi jutaan orang di China dan India. Panen merosot 15-35% di Afrika dan di seluruh lumbung produksi pangan dunia (misalnya di sebagian Australia). 80 juta orang lebih menderita malaria di Afrika. 7-300 juta orang lebih di pesisir pantai menderita banjir setiap tahunnya.. Lenyapnya separuh wilayah tundra di Kutub Utara; hutan hujan Amazon mati; menyusutnya lapisan es menyebabkan naiknya air laut setinggi 7 meter
- Suhu Udara Naik Di Atas 5 ºC. Bukti terbaru menunjukkan bahwa rata-rata suhu Bumi akan naik lebih dari 5 atau 6ºC bila emisi gas rumah kaca terus bertambah dan menimbulkan bahaya besar pelepasan karbon dioksida dari permukaan tanah dan pelepasan metana dari lapisan es di Kutub Utara maupun dari dasar laut. Kenaikan suhu udara global ini akan setara dengan pemanasan global yang pernah terjadi pada Zaman Es terakhir dan, bila suhu Bumi sampai memanas 6ºC, dampaknya di luar perkiraan manusia. Kiamatkah? Silakan Anda sendiri yang menjawabnya.
Dari kesemua dampak perubahan iklim tersebut apakah kita masih berpikir untuk lagi dan lagi, TIDAK MENJAGA BUMI?
Mari, kita SELAMATKAN 1 JIWA DAN KITA SAMBUNG 1000 ASA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar